Pindah Kampus

In a perfect, parallel world, I'd be moving to another major. Mungkin ke jurusan sosial, mungkin ke jurusan seni. Tapi kita semua tau, dunia yang sempurna itu nggak ada. Jadi ini hanya cerita tentang kampusku yang pindah gedung ke lokasi baru.

Hampir tiga tahun kuliah di kampus Cipadung (ebuset kok udah lama yak, tua juga guweh), aku nggak ngerasa ada hal yang bisa dispesialkan dari gedung kuliah kami. Malah, kebanyakan temen-temenku (dan aku pun) seringnya komplain. Ruang kelas di gedung kami sedikit. Infokus gak nyala. Listrik gak bisa dipake nge-charge. Ruangannya gelap, lampu rusak atau gak cukup terang. AC gak berfungsi dengan baik. WC bocor. Koridor sempit, boro-boro bisa lari kalau telat masuk kelas.

Tapi mau atau nggak mau ngakuin, gedung di kampus lama itu bikin nyaman.

Entah karena sempitnya yang bikin hangat. Entah karena aksesnya yang deket sama jajanan pinggir kampus dan mamang potokopian super baik sampai ngebon satu bulan. Entah karena udah terlalu banyak tawa dan tangis yang kami bagi di sini, sampai pindah ke tempat baru yang lebih bagus aja rasanya berat banget. 

Ini gedung kampus baru btw

Gedung kuliah di kampus baru ini baru bakalan rampung sekitar dua mingguan lagi. Dari yang kelihatan (klik), gedung ini lebih luas dan nyaman buat dipakai kuliah. Ruangannya lebih banyak. Setiap kelas lebih luas. WC nggak cuma dua, dan wastafelnya lega, nggak perlu rebutan cermin lagi. Best thing about this new building, adalah gedung ini punya rooftop ala-ala macem di anime Jepang. Gemes banget.

Mimpi masa kecil yang belum sempat terkabul akhirnya punya kesempatan:

Pengen dong nembak/ditembak di rooftop sekolah macem di anime Jepang!!

HAHAHAHA

Meskipun udah bukan anak 'sekolahan', tapi aku kan di gedung ini masih 'belajar', bukan kerja. Masih sah dong ya keinginannya. Kenapa pengen banget sih? Karena selama ini kok aku kalo ditembak selalu lewat telfon/text, kan ga seru. LOH KOK CURHAT.

Fokus. Fokus.

Yang sebenarnya membuat perpindahan kampus ini berat; selain emosi, adalah karena jaraknya yang lumayan jauh dari kampus lama. Sedangkan, urusan administrasi masih harus diurus di kampus lama. Kalau 'cuma' urusan ngampus doang yang pindah, mahasiswa masih sanggup. Tapi kalau mindahin kantor administrasi yang dokumennya bisa sampai ribuan, staf juga nggak akan sanggup. Jadi, kami harus mengalah. 

Menurut google maps, jarak dari kampus lama ke kampus baru:

Cuma lima menit. Tapi kalau bawa kendaraan sendiri itu ribet karena jalan Soekarno Hatta―di mana kampus itu berada, jalurnya dibagi dua. Satu untuk kendaraan roda empat dan yang lainnya untuk roda dua. Kalau pulang ribet, harus muter dulu. Macem Ring Road-nya Jogja lah jalan Soekarno Hatta ini. Bedanya, Ring Road itu ngelilingin kota Jogja, sedangkan jalan Soekarno Hatta ini membelah kota Bandung.

Menurut hasil sosialisasi dewan kampus pada mahasiswa 1 Februari kemarin, kampus dua itu nantinya akan menjadi kampus utama yang berada di tengah hiruk-pikuk Bandung. Nantinya bakalan ada masjid terbesar se-Asia Tenggara di Gede Bage. Deket ke Summarecon Bandung. Tapi kapan itu akan terjadi?

Mungkin masih 5-10 tahun yang akan datang.

Tentu saja, banyak komplain yang berbunyi:

Tuh kan setiap lulus dari suatu tempat aja pasti tempatnya malah jadi lebih bagus.

He he he.

Wahai temen temen q,

Plis.

Jangan pernah merasa ditinggalkan. Karena sesungguhnya, kamu pun sedang berjalan menuju takdir milikmu sendiri; meninggalkan sesuatu―atau seseorang. Nanti kalau memang takdir kalian bertemu di suatu waktu, kalian pasti bakalan ketemu lagi. Kalau nggak bisa ngerasain kampus dua bagus sebagai mahasiswa, mungkin nanti kamu balik lagi sebagai dosen. See?

p.s: tonton video di bawah kalau mau tahu lebih banyak tentang gedung baru. dan aku. dan temen-temenku di kehidupan nyata.