Sabtu, 11 April 2020

Mengajar Online di Tengah Pandemi COVID-19

Mohon maaf pemirsa, nggak kayak Rinda yang udah ngajar selama 3 taun, aku baru banget ngajar. Ah pokoknya setengah tahun juga belum ada. Tapi aku sekarang memang lagi kuliah di bidang Pendidikan dan.. tertarik sama penelitian tentang mengajar dan Assessment online. Sejalur banget sebenernya sama hal yang lagi aku lakuin sekarang. Ngajar bahasa online di tengah pandemi COVID-19 ini. 

Sedangkan di keadaan yang tidak normal begini, Rinda masih berusaha untuk ngajar anak SD se-normal mungkin. Baca punya Rinda di sini: Mengajar di Tengah Pandemi

Jujur aja, sebelum ngajar pun aku selalu tertarik dengan teknologi. Aku mengalami punya komputer kotak yang gembung, mengalami pengen punya BlackBerry ketika pertama keluar, mengalami pegang HP iPhone 3G.. meski nggak semuanya aku atau keluargaku yang beli. Ya namanya juga curiosity, gimana pun caranya yang penting jadi ngoprek teknologi yang bikin penasaran dah 🤣



But with teaching, it's different. Ngajar dan belajar online itu, rasanya beda. (Karena masih kuliah, aku juga ngerasain belajar online ini dalam perspektif mahasiswa..). Suasana belajar di kelas, ketemu temen, bisa ngobrolin hal yang bikin pusing sama temen sebelah.. itu nggak bisa didapatkan di kelas online. Ngumpulin tenaga untuk semangat belajar dan ngajar online, harus aku akui, butuh usaha ekstra. 

Ada salah satu mahasiswa yang bilang mereka lebih suka kelas yang online, karena mereka bisa belajar di mana aja sambil ngapain aja. Mungkin ini memang salah satu kelebihan, tapi 'di mana aja' dan 'sambil ngapain aja' belum tentu bisa bikin kita fokus dan bisa nangkep pelajaran yang lagi dijelasin di kelas. Contohnya, kalau lagi ngejelasin sesuatu via Zoom... pasti ada aja mahasiswa yang gak matiin mic-nya meski udah dihimbau. Sampe gibah tetangga sebelahnya kedengeran ke semua orang di kelas 🤓



Kira-kira dialognya jadi kayak gini. 

Aku: "Jadi seperti itu ya temen-temen, kalau ngomong kepemilikan jangan pakai I, atau Me, tapi pakainya apa?"
X: "Eh si eta mah meuli cimol weh hayoh siah" (Eh orang itu mah beli cimol terus)
Z: "Da dibere wae---"(Soalnya ada yang kasih terus)
Y: "Pakainya My, miss.."
W: "My miss"
V: "Teuing atuh da sugan budak saha"(Ya nggak tau atuh anak siapa itu memangnya)

Nggak cuma untuk mempersiapkan kelasnya, bahkan untuk menjalankan kelasnya juga rasanya menguras tenaga kalau tiap nge-Zoom isinya gibah simpang siur sama materi 🤪

Jujur aja, satu hal yang paling menyenangkan dari pakai Zoom untuk ngajar adalah untuk baca buku bareng. Karena kalau di kelas face to face (apalagi mahasiswanya lebih dari 20 orang), susah banget untuk tahu siapa yang buka buku dan siapa yang hanya scroll hape di belakang buku. Aku juga pernah mengalami masa-masa hanya doodling ketika di kelas tapi kupingku aktif mendengarkan jadi ketika ditanya aku gak bingung 🤣


Kalau dalam memberi tugas, sebenarnya ada dua sisi dari kuliah online ini. Satu sisi, aku senang kalau kasih tugas dengan instruksi tertulis karena bisa kasih penjelasan dengan lengkap. Sisi yang lain.. nggak semua orang punya reading comprehension yang bagus. Jadi pasti timbul pertanyaan-pertanyaan (yang kadang berulang) untuk satu tugas. 

Inilah kenapa hey kita sebagai mahasiswa kalo dosennya bilang 'nanya di grup aja' tuh ya tanya di grup. Bukan karena males personal chat. Tapi karena ya siapa tau yang kesulitan bukan hanya kamu sendiri, siapa tau temen kita juga punya pertanyaan yang sama. Jadi semua orang bisa tahu pertanyaan plus jawabannya. Itu alasannya 🏋🏼‍♂️

Jadwal mengajar kelas ini sebenernya akan berlangsung sampai sebelum lebaran, jadi sudah dipastikan nggak akan ada kelas tatap muka. Tapi gimana ya, kan aku tuh ngajar speaking, les Bahasa Inggris. Agak aneh juga kalau ngajar les speaking tapi anak-anaknya tidak speaking with each other, hanya interaksi dan feedback dari aku aja yang mereka tunggu. Sedangkan kalau lewat Zoom, mereka kalau dibiarin ngobrol satu sama lain juga pasti bingung mau ngajak ngobrol siapa, yang mana, pake belom kenal-kenal amat pula. Ini adalah hal yang dilematis dalam ngajar speaking online buat aku. 

Instruksi dari lembaga sih minta semua pengajar untuk memaksimalkan tatap muka online, tapi untuk aku yang ngajar kelas di mana mahasiswanya belum pandai berbahasa.. itu kurang efektif. Karena kalau belum pandai berbahasa, kan kalau mau ngomong aja kudu mikir dulu. Mikirnya pake bahasa Indo dulu, terus diterjemahin ke Inggris, baru diucapkan. Mayoritas mahasiswa aku belum bisa berpikir langsung pakai bahasa Inggris. Mereka masih nunggu penjelasan, feedback, dan instruksi aku.

Ini di samping tugas dan latihan yang ada di buku ya, karena tugas di buku suka aku pindahin ke gform aja biar mudah ceknya 😂



Mungkin juga aku yang masih kurang pengalaman, jadi aku masih belum tau caranya agar kelas video-call ini bisa efektif untuk kelas speaking mahasiswa yang belum pandai berbicara Inggris yang.. jumlahnya lebih dari 30 orang. 

Aku ingin mereka dapet pengalaman dan seenggaknya sedikit ilmu lewat kelas aku, jadi aku coba-coba cara mana yang bisa memancing mereka semua untuk aktif bicara. Sejauh ini, yang aku temukan.. cara-cara itu nggak selalu lewat kelas video-call. 

Ngajar online di tengah Pandemi, it's the first time. Not only for me, I suppose, but also for everyone. Karena itu.. 
Kalau rekan-rekan pengajarku baca ini, 
Atau kalau ternyata mahasiswaku baca ini..

Yuk, kita jalani sama-sama aja. Kita sama-sama ringankan beban masing-masing dengan berbagai cara yang bisa kita lakukan. Semua orang stress, semua orang ingin dunia seperti biasa aja. Yuk, kerjasama agar kita bisa menyampaikan dan menerima ilmu tanpa memberatkan atau misuh-misuh. 

Be happy, everyone 😊

Thanks for Reading!
❤️, Safira Nisa

1 komentar:

  1. Artikel ini cukup berguna bagi pembaca dan juga artikel ini menarik menurut kami, dan jangan lupa untuk mengunjungi situs kami
    AGEN TOGEL RESMI
    Prediksi Paling Lengkap dan Jitu

    BalasHapus

Aku jarang balas komentar di sini, kalau mau jawaban yang fast response boleh DM ke Instagramku (atau twitter) di @safiranys ya!

COPYRIGHT © 2017 · SAFIRA NYS | THEME BY RUMAH ES