"Ta, betah amat sih baca buku. Berdiri, lagi. Ngga pegel diem aja disitu? Aku aja yang dari tadi nungguin kamu sambil mondar-mandir liat buku aja pegel.." Aku menoleh. Hari. "Eh Hari. Lagian siapa juga yang minta ditungguin kamu?" Tanyaku, sinis. Hari menghela nafas. "Yaudah, aku pulang duluan kalo gitu.." Ujarnya sembari membalikkan badan. Aku menarik minipacknya. "Ehhh bercanda dikit dong Har. Yaudah ayo kita jalan deh.." Ujarku akhirnya, menyerah. Hari tersenyum dan melangkah keluar toko buku. Aku membuntutinya dari belakang.
"Jadi kita sekarang mau kemana Har?" Tanyaku, mendapati kami sedari tadi hanya berjalan menyusuri ,all yang sedang penuh sesak oleh pengunjung. "Hmm.. mau ke PH? KFC? Foodcourt? Kamu lebih suka kemana?" Hari balik bertanya. Aku mendengus kesal. "Nawarin ke PH, gayanyaaa.. kayak yang dompetnya tebel aje.." Cibirku. "Bukannya dijawab.." Ujarnya sembari menoleh ke arahku. Aku menyeringai. "Kamu kaya baru kenal aku seminggu deh. Aku lebih suka ke foodcourt." Jawabku ringan. Hari menggeleng-gelengkan kepalaku. "Bukan itu maksud aku, Tata. Bisa aja kan kamu lagi pengen makan di yang lain, gitu.." Ujarnya. Aku hanya manggut-manggut.
"Kenapa tadi kamu ga beli aja bukunya?" Tanya Hari, setelah kami duduk bersampingan. "Lagi ga punya duit. Lah kamu juga kan tau." Jawabku dingin. "Emang berapaan sih itu bukunya?" Tanya Hari lagi. "Enampuluh empat ribu." Jawabku seadanya. Mata Hari membelalak. "Buset, mahal amat. Emang buku itu judulnya apa? Rame ga?" Tanyanya lagi. Aku mendengus. "Judulnya, 'Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh. Yang ngarangnya Dee. Rame bangetlah makanya aku betah bacanya juga, Mataharii.." Jawabku gemas. "Biasa aja dong Bintang, aku kan cuman nanya." Balasnya. Aku mendengus. "Emang ceritanya tentang apa Ta?"
"Jadi kita sekarang mau kemana Har?" Tanyaku, mendapati kami sedari tadi hanya berjalan menyusuri ,all yang sedang penuh sesak oleh pengunjung. "Hmm.. mau ke PH? KFC? Foodcourt? Kamu lebih suka kemana?" Hari balik bertanya. Aku mendengus kesal. "Nawarin ke PH, gayanyaaa.. kayak yang dompetnya tebel aje.." Cibirku. "Bukannya dijawab.." Ujarnya sembari menoleh ke arahku. Aku menyeringai. "Kamu kaya baru kenal aku seminggu deh. Aku lebih suka ke foodcourt." Jawabku ringan. Hari menggeleng-gelengkan kepalaku. "Bukan itu maksud aku, Tata. Bisa aja kan kamu lagi pengen makan di yang lain, gitu.." Ujarnya. Aku hanya manggut-manggut.
"Kenapa tadi kamu ga beli aja bukunya?" Tanya Hari, setelah kami duduk bersampingan. "Lagi ga punya duit. Lah kamu juga kan tau." Jawabku dingin. "Emang berapaan sih itu bukunya?" Tanya Hari lagi. "Enampuluh empat ribu." Jawabku seadanya. Mata Hari membelalak. "Buset, mahal amat. Emang buku itu judulnya apa? Rame ga?" Tanyanya lagi. Aku mendengus. "Judulnya, 'Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh. Yang ngarangnya Dee. Rame bangetlah makanya aku betah bacanya juga, Mataharii.." Jawabku gemas. "Biasa aja dong Bintang, aku kan cuman nanya." Balasnya. Aku mendengus. "Emang ceritanya tentang apa Ta?"