Rabu, 26 Agustus 2015

Ubah dengan Bicara


Kebanyakan orang masih merasa penyakit itu aib yang nggak boleh diceritakan. Sebagian orang memilih untuk nggak cerita karena tidak ingin merasa dikasihani, atau diperlakukan dengan berbeda. Sebagian orang memilih untuk nggak cerita, karena meskipun mereka bercerita, tidak ada dampaknya pada orang di sekitarnya.

Tapi sebenarnya, selalu ada dampak atas suatu masalah. Hanya kita saja tidak mengingatnya.

Dan kebanyakan orang masih merasa penyakit itu adalah hal tabu untuk dibicarakan.

Menurut saya, kalau kita berbicara tentang penyakit dan kesehatan, kita tidak hanya membicarakan masa yang sedang berjalan ini. Kita sedang membicarakan masa depan.

Dari kecil, saya jarang diberi masakan yang 'aneh-aneh' oleh ibu saya. Jeroan seperti usus dan teman-temannya. Bakso dan cuanki pun jarang makan. Makan pedas paling tidak bisa. Kalau merasa makanan terlalu asin karena MSG, lidah saya terasa tidak enak. Paling-paling makan yang aneh itu pergi ke McD Buahbatu sepulang dari rumah sakit.
Dari dulu saya emang gampang sakit, ya begitulah.

Selepas SD, saya bersekolah di SMP dan SMA yang cukup jauh dari rumah dan diam di asrama. Makanan saya tidak terkontrol oleh orangtua, dan saya mulai mencoba makanan yang tidak biasa disajikan di rumah. Goreng-gorengan usus, cimol, otak-otak, makanan pedas, bacil, cilok dan sebagainya. Karena dimulai dengan sedikit demi sedikit, saya terbiasa dengan jajanan pinggir jalan yang tidak sehat, dan MSG mulai memasuki tubuh saya.
Saya juga masih sering makan makanan fastfood yang jelas banyak mengandung pengawet dan penyedap.

Masuk kuliah, saya mulai mengenal wisata kuliner.
Tidak semua makanan yang saya makan bisa terjamin kebersihan dan gizinya.

 Masuk bulan Mei 2015, saya merasa ada hal yang aneh di sekitar payudara saya. Saya sedang sering-seringnya browsing di internet dan membaca banyak hal. Termasuk hal jika kita menemukan keanehan di daerah payudara, sebaiknya periksakan ke dokter.
Tapi saya bingung, mau bilang pun takutnya bukan apa-apa. Saya sudah keseringan sakit, takutnya ini saya saja yang berpikiran banyak, padahal cuma kelenjar biasa yang membengkak menjelang menstruasi.

Awal Juni 2015, menstruasi saya beres tapi benjolan di payudara saya tidak juga menghilang.
Benjolan tersebut kasat mata, tapi ada jika diraba. Hati-hati ya kalau teman-teman menemukannya, segera periksa ke dokter, jangan seperti saya.
Akhirnya saya pun bicara pada ibu saya. Ibu saya kaget, menurutnya benjolan yang ada di payudara saya sudah cukup besar.
Kok, Ibu tau?
'Dulu juga Ibu pernah begini, waktu kuliah semester 5.'
Loh?

Saya tidak langsung menemui dokter karena banyak faktor penghalang.
Selama belum pergi ke dokter, saya coba mencari tahu dengan bertanya kepada ibu saya tentang benjolan tidak normal di payudara ini.

Dulu, waktu beliau kuliah semester 5, beliau juga pernah mengalami hal yang serupa. Ada benjolan aneh di payudaranya. Dokter bilang, itu tumor jinak. Ibu saya akhirnya dioperasi untuk mengangkat tumor tersebut.
Tapi menurutnya, operasi bukanlah segalanya. Meskipun tumornya diangkat, operasi memancing kelenjar baru untuk tumbuh. Karena itu, beliau tetap melakukan perawatan. Beberapa bagian kulit di tubuhnya menghitam.
Maka dari itu, beliau menyarankan saya untuk berobat alternatif terlebih dahulu. Tapi tetap, kami harus menemui dokter terlebih dahulu.

Cukup sulit mencari dokter bedah perempuan, ketika ada pun jadwalnya tidak sesuai dengan jadwal ibu saya. Akhirnya di awal bulan Agustus, kami menemui dokter Yohana di RS. Al-Islam Bandung.

Saya divonis mempunyai tumor jinak di payudara kanan. Dokter tersebut bilang penyebab tumor ini adalah makanan yang tidak sehat, juga pengaruh hormon.
Saya berpikir bahwa, saya adalah anak ibu saya. Kami pun pasti berbagi kondisi fisik yang mirip, kemungkinan besar hormon saya pun diturunkan dari ibu saya.
Saya heran kenapa ibu saya tidak pernah bilang kepada saya untuk menjaga diri, untuk tidak mengulang penyakit yang pernah dideritanya.

Beliau hanya bilang
'Ibu kan nggak pernah masak yang aneh-aneh di rumah'

Ya, saya bisa menangkap dari rautnya bahwa, beliau tidak mau anak-anaknya mengalami hal yang sama. Tapi dia hanya bertindak, tidak berbicara kepada saya. Saya jadi tidak tahu kalau beliau sebenarnya melindungi saya.
Kata orang, cuma berbicara tanpa aksi itu sama saja bohong.
Beraksi tanpa penjelasan pun, sama saja bohong.

Sama saja ketika kamu sayang dan perhatian kepada seseorang, tapi dia tidak menyadarinya. Friendzone, lah. Sakit, gak?
Itu yang saya rasakan.

Setidaknya kalau beliau bilang sedari dulu, pernah menderita penyakit apa dan tidak mau saya menderita hal yang sama, bicaralah. Meskipun usia saya masih kecil.
Jika beliau memberitahu saya dulu, mungkin saya tidak akan mengerti.
Tapi saya memberitahu hal ini pada adik-adik dan teman-teman saya, agar mereka tidak mengalami hal yang sama. Meskipun adik saya masih kelas 3 SD, saya tahu perkembangan anak di masa kini sudah jauh lebih besar daripada anak jaman dulu, dan bisa dipastikan adik saya cukup mengerti apa yang saya sampaikan. Meskipun harus diingatkan setiap hari untuk menjaga makanannya.

Saya tidak mengerti kenapa orang-orang masih menganggap penyakit itu hal yang tabu untuk dibicarakan?
Kalau tentang kesehatan, kamu membicarakan masa depan mereka juga, loh. Penyakit itu tidak akan datang langsung menerjang, tapi merenggut dan tumbuh secara perlahan.

Baiknya, jika kamu punya anak dan dia sudah mengerti tentang kehidupan, bicaralah. Apa yang pernah kamu alami. Apa penyakit yang pernah kamu derita. Bagaimana cara menghindarinya.
Apa kamu mau generasi ke depan masih mengalami hal yang sama?
Kalau saya sih, nggak.

Pertengahan Agustus, saya menemui dokter pengobatan herbal di Klinik Avacin Medika. Lokasinya di Jl. Holis, Bandung.

Pengobatannya dengan cara disuntik dan minum obat herbal.
Tumor saya disuntik dengan obat herbal. Saya sebenarnya paling takut disuntik dan tidak suka. Rasanya linu sekali.
Saya juga paling sulit untuk minum obat tablet dan kapsul. Saya memang sering sakit, tapi saya SELALU minum obat sirup. Teman-teman SMA saya mungkin tahu, sebagaimana sulitnya saya minum obat. Saya tidak punya pilihan lain selain melarutkan obat kapsul dan tablet itu dan meminumnya. Rasanya pahit sekali dan saya mulai malas meminumnya, rasanya sulit sekali menelan satu sendok obat itu.

Apa saya tidak sedih?
Saya sedih, sedih sekali. Pernah sekali saya menangis, lama sekali. Tapi kali itu saya habiskan rasa sedih saya, mengingat semua kesedihan saya tentang penyakit, rasanya sakit sekali.Dan setelahnya saya berjanji untuk tidak menangisi hal ini lagi.
Dan saya tidak, sekarang saya bisa tersenyum dan melakukan banyak hal.
Kalau kamu mau menangis, menangislah sepuasnya, ya. Dan berjanji untuk tidak menangis lagi. Kamu akan menjadi lebih lega :)

Hari ini, saya pergi ke RS. Hasan Sadikin, Bandung.
Di RS Al-Islam Bandung, tidak ada dokter USG yang perempuan. Di RS Hasan Sadikin pun dokter USG perempuannya hanya ada setiap hari Senin-Kamis.
Setelah divonis mempunyai tumor jinak, dokter menyuruh saya untuk periksa USG. Agar tumor bisa diketahui letaknya, jenisnya, jumlahnya, dan besarnya.
USG itu geli sekali, saya sampai menahan tawa dengan menggembungkan pipi. Tidak sopan rasanya tertawa saat dokter terlihat pusing dan khawatir.

Foto kiriman Safira Nys (@safiranys) pada

Kalau kalian mau menjalani USG payudara, saya sarankan pakai baju kemeja, ya ^^

USG ini benar-benar membantu, karena dokter bisa mengidentifikasi tumor yang ada di tubuh. Kata dokter, USG tidak hanya digunakan untuk memeriksa kehamilan saja. Sekarang, USG bisa dilakukan di mana saja. Di kepala pun bisa.
(Tapi saya bingung kepala kan ada rambutnya dan tidak datar... hmm)

USG pun dipakai untuk memeriksa tumor dan kista, selain untuk janin.

Dan hasilnya..


Yang bulat-bulat itu tumornya, loh.
Dan ternyata tidak cuma satu yang ada di payudara saya, tapi ada dua. Padahal yang terasa dan kadang sakit (ya, kadang suka sakit, loh. Berat gitu rasanya) itu cuma satu.
Benar kata dokter, USG ini membantu banyak.

Kata Ibu saya, saya akan diusahakan diobati dengan pengobatan herbal dulu. Kalau dalam dua bulan tidak ada hasil, saya kemungkinan besar akan dioperasi.

Tumor jinak dan tumor ganas bisa dibedakan dengan kasat mata. Tapi sebaiknya kalau kamu merasakan hal yang aneh, segera bilang pada orangtua dan minta periksa ke dokter, ya!
Cari dokter perempuan memang agak sulit, tapi saya sarankan ke dokter perempuan saja, ya :)

Saya masih berlatih untuk minum obat tablet dan kapsul, nih. Ada saran ga biar bisa lancar minum obat?
Kalau ada perkembangan bagus, klinik Avacin ini akan saya tulis di blog biar teman-teman yang mau mencoba pengobatan herbal tau harus pergi ke mana dan bagaimana pengobatannya.

Buat kamu yang masih sehat, tolong jaga makanannya ya. Hidup dengan makan sehat itu memang tidak mudah dan kadang lebih mahal daripada makanan biasa. Tapi menjaga hidup dengan sehat itu rasanya lebih mudah, ya daripada menjalani pengobatan? :)

Saya masih bisa beraktivitas seperti biasa, dengan senyuman yang tidak akan hilang ^^

26 komentar:

  1. Cepet sembuh yaa teh...

    Jadi inget 3 minggu yang lalu tetangga depan rumah meninggal. Umurnya baru 13 tahun, dia kena tumor ganas di perut gitu, kayanya udah lama cuma karna kekurangan biaya jadi telat penanganannya.

    Ohiya, dulu ibunya juga kena kangker payudara trus kemo sampai sembuh, nah kemungkinan sel tumor yang didapet anaknya itu dari ASI ibunya itu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kaak :D

      Wah, serem juga ya. Bener-bener sensitif sih emang anak, ibunya juga harus dijaga kalau memang lagi berhubungan banget sama anak, lagi mengandung dan menyusuinya gitu

      Hapus
  2. Kalau Allah kasih kita musibah, tujuannya udah jelas dan pasti, sebagai pelajaran, untuk sabar, untuk bersyukur juga. Cepet sembuh dan sabar ya fir :)

    Tante aku juga pernah ngalamin. ngga pernah diperiksa karena ngerasa baik-baik aja. Ternyata pas suatu saat periksa, kankernya udah menyebar, jaba saat itu teh dia lagi hamil. Tapi Allah mah Baik, ikhtiar pengen sembuh, terus dioperasi. Anaknya lahir sehat, tante aku juga udah sehat lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa. Makasih ya kak Ihwan, aku minta do'anya aja :D

      Nah, kebanyakan orang nggak tau dan menganggap sepele, jadi aku nulis ini biar temen-temen di sekitarku juga lebih hati-hati.
      Wah tantenya hebat xD
      Salam ke tantenya yaa

      Hapus
  3. sehat itu mahal yah mbak, pake obat herbal ace maxs ajah mbak sudah banyak orang yang sembuh dari penyakit kista dan lain-lainya

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. Makasih ya :)
      Makasih juga untuk tida promosi karena aing mah menderita tumor euy lain kanker

      Hapus
  5. semoga cepet sembuh dan segera diangkat penyakitnya ... semangat yaa :)

    BalasHapus
  6. tetap semangta mba
    semoga cepat sembuh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm semangta itu semangat tanpa akhir gitu ya?
      akakak
      Makasih yha

      Hapus
  7. cepat sembuh ya mbak. banyakin senyum mbak. biar makin berkah

    BalasHapus
  8. Euuuh aku pikir awalnya bakal ngomongin iklan provider di TV. :3

    Berkat postingan kamu ini, aku bakal jadi lebih aware sama apa yang kumakan Fir. Thanks for remind us. :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku bingung mau kasih judul apa jadi we gitu haha XD

      Sama sama kak :D

      Hapus
  9. semoga pengobatan herbalnya berhasil, jadi nggak usah dioperasi:)

    BalasHapus
  10. Honey... This topic really concerns me.
    You know... Aku selama hidup sering sakit-sakitan dan kadang aneh-aneh.

    Pengalaman seperti kamu pernah aku alami saat aku kuliah. Bunda takut dan ragu buat mengiyakan aku dioperasi, tapi saat itu semua sahabat dan Zeno juga mendukung untuk prosedur itu, aku pun nggak takut atau ragu atau apa karena aku udah research. Kebetulan dokter yang tanganin aku itu dokter tua yang senior dan sangat alim secara agama. Selama check up beliau selalu encourage aku dari segi keagamaan selain juga kesehatan. Pesan beliau, kalau sikon mendukung, lebih baik segera diangkat apa yang "berlebih" dalam tubuh kita. Beliau pun bilang penyebabnya yang seperti itu nggak pasti darimana karena bisa akumulasi darimana saja kan, plus, beliau juga nggak bisa memastikan akan muncul lagi atau nggak, maka dari itu, beliau bilang, "Percaya sama Allah". Kita memohon sama Allah supaya selalu dihindarkan dari penyakit yang berbahaya, maupun dari didatangi lagi setelah sembuh."

    Secara prosedural, operasi pengangkatan tumor itu normal dan safe. Ketakutan akan kembalinya lagi itu bukan tergantung apa kita dioperasi atau tidak. Malah setelah aku dioperasi, beliau bilang jangan terlalu banyak sugesti diri kalau "itu bakal muncul lagi". Dia bilang "Please, hidup lah yang sehat, ingat Allah, dan selalu tersenyum. Itu aja udah cukup. Insya Allah kamu baik-baik aja, dan saya nggak mau lihat kamu lagi di sini!" hahaha. Beliau bilang itu karena 6 bulan setelah operasi aku datang lagi ke beliau karena merasa ada "benjolan" yang ternyata hanya kelenjar biasa. Kelenjar seperti itu diusap2 aja saat mandi, dan soon setelah nikah, insyaAllah kelenjar2 semacam gitu nggak sesering saat lajang munculnya, atau bahkan nggak muncul lagi sama sekali.

    I hope apa yang aku share ke kamu ini bisa jadi pertimbangan kamu ya. Setelah aku operasi, aku share tentang ini ke orang2 terdekatku, dan ternyata? dua sahabatku pun (mereka sering muncul di komen ig ku, haha) punya juga, dan mereka langsung operasi. Aku bersyukur banget karena ternyata result nya baik buat semuanya.

    Please be strong ya sayang. Semoga lancar terus pengobatannya dari segala aspek.

    PS: Aku dari kapan coba follow blog-mu tapi gagal terus katanya error. kenapa ya?

    --- Sherry

    http://theshimmeringsheema.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih udah berbagi pengalamannya juga Sherry :)

      Wah aku tau tuh yang sering sering muncul di instagram mu! XD
      Aku sekarang lagi coba pengobatan pakai pijat di saraf yang ada di kaki dan pengobatnya seperti tau lebih banyak tentang penyebabnya. Nanti aku tulis deh. Katanya memang hampir semua perempuan yang belum masuk usia 'dewasa' punya kemungkinan mengalami yang sama kayak kita. Ya di umur aku gini lah.

      Masalah follow blog, mungkin karena blog Indonesia-nya lagi maintenance, alamat blog-ku jadi .co.id belakangnya (dan yang lain juga lagi proses) mungkin itu salah satu pengaruhnya. Coba lagi nanti ya Sherryyy ❤❤

      Hapus
  11. Kalo aku beda lagi, dulu pas SMA tinggal di kos-kosan jadi jadwal makan kacau yg dimakan juga yg instan2. Terus suatu hari aku demam dan di pangkal belakang kepala sebelah kanan ada benjolan sakit banget sampe tidur aja harus miring, benjolan itu udah lama ada tp kasat mata tp kadang membesar terus ngecil lg tp aku ga pernah bilang ortu.


    Nah pas udah lulus SMA, waktu nonton tipi yg lagi bahas benjolan gt tiba2 mamakku bilang kalau dari aku bayi di pangkal kepalaku ada benjolan dan dulu kata dokter benjolan itu ga boleh di tekan2 atau di uyek-uyek biar akarnya ga nyebar, gt katanya.


    Aku kaget dong dengernya krn mamakku ga pernah ngasi tau masalah ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. I know righht, masalah bicara itu penting banget. Tapi nggak semua orang mau atau punya keberanian untuk bicara.
      Semoga nggak terulang untuk ke generasi pelanjut kamu, ya :)

      Hapus
  12. Aduh...untung segera ketahuan sebelum tambah parah. Temen gua ada yg tumornya baru ketahuan setelah menjadi sel kanker...dan...bukan mau nakut-nakutin ya...akhirnya harus operasi dan payudaranya harus diangkat. Selain dengan obat herbal, temen gua yg laen juga pernah cerita bahwa ketika di payudaranya ada tumor jinak, dia disarankan untuk terapi fisiologis. Terapinya dengan cara pijat, setiap hari harus dipijat sendiri selama 10-15 menit, dan memang ternyata metode ini bisa membantu melancarkan peredaran darah dan mengecilkan tumor.

    Semoga cepet sembuh ya, Fira. Memang bener kata kamu, bicara itu penting. Tapi sayangnya di Indonesia ini, karena pengaruh tradisi dan ajaran agama, merasa bahwa membicarakan soal penyakit dan seksualitas itu tabu. Padahal informasi mengenai kedua hal itu paling dini harus didapat dari orang tua sendiri.

    Gua doain semoga semuanya lancar ya...GBU always

    BalasHapus
  13. Teh, aku juga pernah mengalami hal yang kurang lebih sama kayak gitu, sama-sama bagian payudara. Entah dari makanan atau alergi deodorant, yang aku tahu waktu itu tiba-tiba ada benjolan bulat-bulat mirip telur ikan, makin hari makin banyak dan makin gatal, pas diperiksa ke dokter dikatakan aku kena herpes. Rasanya kayak dunia berhenti saat itu, karena yang aku tahu... herpes semacam penyakit menular seksual. Dan ternyata, herpes yang dimaksud bukan PMS, tapi herpes genitalis yang kadang menyerang area kemaluan. Setelah itu, aku mulai coba hidup lebih sehat lagi, dari mandi yang showernya sering diganti berkala sampai makanan yang aku makan.

    Teteh yang kuat, lawan penyakitnya dan jangan sampai kalah. Aku berdoa biar sembuh total ya, aku juga masih khawatir kalau-kalau ada dampak lain lagi ke payudara ini. Rasanya mau ke dokter sendirian pun takut, kalau ditemani Mamah lebih bingung lagi. Semoga semuanya lancar ya...

    BalasHapus
  14. Saya doakan semoga mbak selalu sahat dan terus semangat.
    http://jamu-asam-urat.blogspot.com

    BalasHapus
  15. Teh Fira, aku dm di ig, tapi belum ada balasan. Bagaimana sekarang?
    Sudah pulihkah tanpa di operasi?
    Penasaran. Karena aku pun didiagnosa yang sama meski berharap diagnosanya hanya benjolan yang disebabkan asi karena lagi menyusui. Dokter menyarankan operasi tapi belum melakukan usg.

    BalasHapus

Aku jarang balas komentar di sini, kalau mau jawaban yang fast response boleh DM ke Instagramku (atau twitter) di @safiranys ya!

COPYRIGHT © 2017 · SAFIRA NYS | THEME BY RUMAH ES