Selasa, 29 Mei 2018

Tentang 13 Reasons Why

Firstly, aku tau 13 Reasons Why itu iseng cari-cari serial aja pengen nonton. Tapi nggak sampai 20 menit pertama, aku nggak lanjutin nonton karena gak ngerti. Few weeks later, I found out ternyata temenku punya novel 13 Reasons Why. Then I tried to read it because why not. Novelnya bahasa Inggris, btw. 

Source: tunefind.com

To be honest, aku bukan orang yang nggak bisa baca Bahasa Inggris. Aku baca novel bahasa Inggris sejak kelas 2 SMA, dan it gets easier ketika aku sering-sering baca artikel bahasa Inggris. And for me, novel 13 Reasons Why itu bahasanya ringan bannget. Aku bisa namatin dalam satu hari. Meskipun isi konteksnya berat, tapi authornya was so great in words. Kita bisa ngerti hal yang paling rumit sekalipun. 

But still, orang-orang di sekitarku ada aja yang komentar: Masa gitu doang sampe bunuh diri?

Oh, man. I wish you'll never have to deal with depression or PTSD because it will hit you real hard. Lebih membebani dibanding hal-hal yang menyebabkannya. Ditambah lagi, karena otak bagian frontal lobe remaja itu belum sepenuhnya berkembang, mereka bakalan mikir kalau perasaan buruk yang sedang mereka alami itu hal yang berat sekali dan rasanya gaakan pernah hilang.

Source: studybreaks.com

Aku nggak akan bulis tentang hal-hal yang aku nggak tahu. Jadi di sini, aku nulis tentang hal-hal yang aku pikirkan waktu nonton dan baca 13 Reasons Why. 

Hannah nggak bohong.


Karena pada dasarnya semua orang punya otak, punya perasaan. Satu kejadian bisa diinterpretasi berbeda-beda sama beberapa orang. Kalau kamu ngejek orang lain dengan maksud bercanda (dan kamu nggak berniat nyakitin dia), kamu nggak tau posisi dia saat itu kayak gimana. 

Kalau orang yang kamu ejek itu bilang dia sakit hati karena bercandaan kamu, apakah itu bohong? Kan enggak. Cuma beda pendapat dari dua sisi. Dan hal ini sering terjadi. Setiap saat. Then why would you let that happen to you? Kalau ada bercandaan yang bikin kamu nggak enak, bilang. BILANG SETIAP SAAT. But not with anger.

Karena kalau pake marah itu orang bakal ngeliat kita makin lucu. Bilanglah pakai hati kamu yang tersakiti, apa yang bener-bener kamu rasain. If that person do really care about you, they will understand. For sure. 

Source: romper.com

Aku nggak ngerti segerombolan cowok. 


Aku nggak tau mereka punya perasaan atau engga? Kenapa sih kalo lagi ngumpul terus ngobrol, pasti ada aja satu nama cewe keluar dari mulut mereka buat diomongin? Kenapa mereka ngeliat cewek itu kayak barang? Apakah mereka nggak mikir kalau cewek juga bisa mikir kalau apa yang mereka lakukan itu menjijikan?

Tapi tentu aja nggak semua cowok kayak gitu. Beberapa cowok malahan cuma 'terpaksa' jadi kayak gitu biar diterima dalam suatu kelompok. Such peer pressure. 

Source: EliteDaily.com

Jangan sembunyikan perasaan kamu


Jangan sembunyiin sama temen. Jangan sembunyiin sama orang yang bikin kamu ngerasain hal itu. Yang paling penting, jangan sembunyiin perasaan kamu dari diri kamu sendiri. Sembunyiin perasaan itu mungkin hal yang lumrah, tapi bukan hal yang benar. Nyembunyiin perasaan itu nggak sama dengan menerima perasaan.

Katakanlah kamu iri sama blogger lain yang dapat lebih banyak job. Tapi kamu nggak mau bilang kalau kamu iri. Kamu sembunyiin iri itu di dalam dasar hati kamu, tapi rasa iri itu tetep muncul ketika kamu lihat blogger-blogger lain yang lebih sukses. Kamu nggak ngobrol sama siapapun tentang hal ini, bahkan kamu nggak berdialog tentang hal ini sama diri sendiri. Ketika kamu menyembunyikan perasaan, perasaan itu bakalan tetep muncul karena nggak pernah kamu hadapi atau atasi. 

Beda halnya ketika kamu ngerasa iri, kamu keluarkan rasa iri itu. Kamu bilang sama diri sendiri, aku iri sama bloger abcdef. Tapi kenapa aku iri? Tapi kalau aku yang dapat rejeki kayak gitu apakah aku bisa mempertanggungjawabkan? Tapi kenapa aku nggak lihat di sekitarku kalau aku juga punya segala sesuatu yang aku butuhkan? Perasaan iri itu adalah sesuatu yang harus kamu hadapi dan atasi. Begitu pun perasaan buruk dan senang lainnya. 

Or else they will haunt you later. 

Thanks for reading!
❤,
— Safira Nys

2 komentar:

  1. Jadi semakin pgn nonton krn to be honest, aku itu jarang bgt nonton serial. Trauma sama adiktifnya

    BalasHapus
  2. Thanks for the article. You write very well. Can be new knowledge. We are very grateful.
    หวยเด็ดไทยรัฐ

    BalasHapus

Aku jarang balas komentar di sini, kalau mau jawaban yang fast response boleh DM ke Instagramku (atau twitter) di @safiranys ya!

COPYRIGHT © 2017 · SAFIRA NYS | THEME BY RUMAH ES