Blog about food, feeling, fashion, and beauty by Safiranys
Rabu, 13 Januari 2021
Perubahan GFRIEND di Tahun 2020 lewat Trilogi 回 | Walpurgis Night Unboxing All Version (My Way, My Room, My Girls)
Di tahun 2020 kemarin, GFRIEND keluarin 3 album dalam trilogi 回. Pertama ada 回: Labyrinth di awal 2020, kedua ada 回:Song of The Sirens di pertengahan 2020, lalu yang terakhi adalah 回: Walpurgis Night di akhir 2020. Ketiga trilogi ini menceritakan perkembangan GFRIEND yang lagi mencari jati diri mereka.
Eits, jangan salah sangka. Yang aku omongin GFRIEND di sini itu bukan GFRIEND manusianya asli ya, tapi GFRIEND fiksi, di mana karakter enam cewek ini dijadikan tokoh utama dalam cerita dan teori buatan untuk menunjang discography mereka 💃🏼
Aku udah pernah bahas beberapa teori GFRIEND di Youtubeku, tapi hari ini aku mau share tentang desain albumnya aja. Karena menurutku, desain ketiga album trilogi 回 ini juga ada filosofinya dengan lagu dan cerita yang mereka bawakan.
Sebelum masuk ke filosofi desainnya, aku mau memperjelas kalau aku bukan expert dalam desain. Semua filosofi yang akan aku tulis ini murni pemikiran cocoklogi sendiri, hasil bengong pagi-pagi ketika lagi males nyapu. ✌🏼
Beberapa Buddy (bahkan seller) yang aku tahu itu agak kesel sama kemasan-kemasan album trilogi 回 karena kemasannya agak ringkih. Yang Labyrinth kemasannya kayak tipis, yang Song of The Sirens dibilang kotak ayam Hisa*a, yang Walpurgis Night karetnya bisa bikin damage.
Menurut aku, desain album ini lebih ngutamain filosofi cerita trilogi 回 ketimbang keselamatan album 😂
回: Labyrinth
Album ini nggak bisa dibuka dari pinggir kayak album biasanya, tapi dibuka dari belakang. Sebelum buka, kalian bisa lihat ada stiker bulat yang nempel di ujung pembuka albumnya. Kalau dipikir, sebenernya album ini mirip banget sama undangan, ya gak sih?
Kemasan luarnya kayak cover gitu, dan ngebukanya pun kayak amplop mewah yang ujungnya diselipin, bukan pakai lem. Album Labyrinth ini ujungnya diselipin + dikasih stiker logo album.
Album ini melambangkan sebuah 'undangan' kepada GFRIEND
untuk masuk ke dalam Labirin
di mana mereka harus menentukan jalan mana yang akan mereka pilih. 🏃🏻♀️
Secara discography, Album ini menceritakan kebimbangan GFRIEND untuk memilih jalan yang ingin mereka tempuh. Kalau melihat rilisan review dari Weverse Magazine, berarti GFRIEND ini lagi bimbang untuk kembali mencintai orang lain, atau lebih mencintai diri sendiri.
Lewat lagu-lagunya yang dimulai dari Labyrinth dan diakhiri dengan From Me, udah jelas dong jalur yang akan diambil oleh GFRIEND? Mereka memilih untuk 'menyelamatkan' diri mereka sendiri dengan mencintai diri sendiri lebih daripada mereka mencintai orang lain? 🥰
Mungkin undangan ini nggak berlaku cuma buat member GFRIEND, tapi buat semua BUDDY 💙
回: Song of The Sirens
Seperti yang sudah dibahas di review Weverse Magazine, Apple melambangkan keinginan atau hasrat dari setiap member GFRIEND. Di cerita lama, hasrat itu suka dianggap sebagai sesuatu yang 'buruk', tapi menurut Umji, belum tentu hasrat itu adalah sesuatu yang buruk. Taukah kamu bahasa lain hasrat? Passion.
Cewek itu biasanya suka direndahkan mimpi, keinginan, hasrat, dan cita-citanya. Mungkin kamu familiar dengan kata-kata seperti ini:
'Ngapain cewek belajar tinggi-tinggi? Ujungnya juga di dapur'.
'Kerja keras banget? Kalau banyak duit nanti gak ada yang mau loh, lakinya pada minder.'
'Udahlah nikah dulu, kuliah bisa sambil nikah kan. Kalo keburu tua nanti ga laku-laku.'
Hei, emang kita (cewek) ini hidup untuk memuaskan mulut-mulutmu?
Bentuk album ini tuh seperti kotak harta karun, dilengkapi dengan pop-up member GFRIEND yang keluar dari kotaknya. GFRIEND sendiri di sini melambangkan hasrat yang ingin mereka kejar.
Ketika membuka albumnya,
rasanya seperti sedang membuka kotak rahasia:
keinginan yang kita simpan,
yang mungkin nggak diketahui orang lain,
akhirnya kembali muncul.
Album ini diawali dengan lagu Apple, di mana GFRIEND mulai mengejar keinginan mereka. Diakhiri dengan Stairs in The North, melambangkan GFRIEND yang menemukan kekuatan di tengah ketakutan ketika mereka memutuskan untuk mengejar apa yang mereka inginkan.
Terdengar familiar?
Ya, kita juga sering takut kok ketika mengejar hal yang kita inginkan.
Apalagi kalau ditentang orang banyak 😉
回: Walpurgis Night
Album Walpurgis Night ini, secara desainnya kerasa personal banget. Dari bentuk luarnya, kita bisa lihat kalau album ini menyerupai folder file yang biasa kita pakai untuk simpan memori-memori penting yang ingin kita simpan; sertifikat, ijazah, atau mungkin karyamu.
Layout lyric Book-nya juga menyerupai diary, loh. 🥺
Walpurgis Night terasa seperti diari dan memori,
yang sangat personal.
Isinya mencerminkan diri kita sendiri yang sebenarnya,
yang mungkin nggak pernah terpikirkan sama orang lain.
Tapi siapa peduli?
Aku punya diriku, dan semua yang aku butuhkan di sini: cintaku pada diri sendiri.
Setelah GFRIEND berusaha keras untuk tetap menjalani jalur yang mereka pilih lewat dua album sebelumnya: untuk mencintai diri sendiri dan mengejar apa yang mereka mau, mereka akhirnya menemukan diri mereka yang baru.
Semua orang kaget banget sama MAGO, bahkan Buddy juga kaget! Kaget karena mereka bisa comeback tiga kali dalam satu tahun, tapi lebih kaget lagi sama GFRIEND yang lebih berani. Atau terbalik? Ya gapapa lah.
Diawali dengan lagu MAGO, di mana mereka bilang kalau mereka udah ga peduli sama omongan orang. "Silahkan ngomong sepuasnya di depan mukaku, aku nggak akan merubah pilihanku.", lalu diakhiri dengan Wheel of The Year, mengungkapkan kalau mereka ingin terus berlari mengikuti hati mereka meski mereka nggak tahu apakah keputusan mereka ini benar atau salah.
Ketiga trilogi 回 ini rasanya seperti Roller Coaster, ya. Sudah memutuskan hal yang kita inginkan, tapi tetep aja ada perasaan ragu dan takut ketika menjalaninya. Tapi bukankah memang itu juga yang kita rasakan di dunia nyata? 😉
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Aku jarang balas komentar di sini, kalau mau jawaban yang fast response boleh DM ke Instagramku (atau twitter) di @safiranys ya!