Selasa, 16 Juni 2015

[Extra Photos] Tanah Lot & Aroma's Hotel and Residence + How to take a good picture

Selain berfoto pakai handphone, sebenarnya saya pakai camera digital juga. Tapi, keadaan kamera digital saya itu..

Layarnya pecah.
Lensanya masih jalan, memang. Masih bisa ngambil foto. Cuma saya nggak bisa lihat foto yang saya ambil dan gimana hasilnya. Beberapa memang gagal, tapi ada juga yang bagus dan hasilnya cukup mengejutkan.



Kalau dua foto di atas ini emang kurang bagus, miring miring gitu. Saya fotoin sambil jalan juga, haha jadi gak fokus xD



Sedangkan yang dua ini lebih clear dan lurus, saya fotoinnya sengaja berhenti dulu. Hehe.


This is just.. wow. Ya lumayan, rapi dan komposisinya sama banget sama apa yang saya lihat pakai mata sendiri. Iya, di Tanah Lot itu ada Monumen Musik Etnik ini, tapi tandatangannya baru terisi sebagian :p

Don't know why I just love this pic, ehe




The one who is in pose kerung and his red tartan jacket is Ijalbro. He's such gentleman, my favorite man among the boy in my class. Kindhearted and has a good humor. The one who hold the camera is Yoko. If you want to keep reading my posts about Bali, you need to remember this name.
You just need to, lol.

And, I was wrong. Di post ini saya bilang saya nggak punya foto Wara-Wirinya. Ternyata saya punya. Ahehehehe.





Fotonya emang gak jelas, karena rariweuh (sibuk) urusin barang-barang. Wara-wiri yang nganter dari Central Park Kuta ke depan hotel itu ya kayak mobil Elf terbuka aja, gitu. Enak anginnya gede dan jalannya pun cepet banget. Enak aja deh, hehe. Kadang pak supirnya juga nyetel radio, lagunya asik-asik karena ya kan di Bali banyak foreign.





And I have those pics of our room even though.. It's blurry. Tapi kebayang kan sekarang harga Rp475.000 semalam itu kamarnya seperti apa?
Nothing special, though.
Kecuali TV nya! TV kabel, chanel luar negri. And this room has so much colokan buat nge charge. Ngga cuma dua, total ada delapan (di kamar mandi dua). Tapi kalau bawa terminal colokan sih, bawa aja. Seorang itu kan nge charge nya kamera lah power bank lah, haha.

Sneak peek for the next post: Pandawa beach! (My Favorite!!)
Well, some of my friend ask me how to take a good picture. I don't believe that I always take a good picture, but they are asking me. So It's my pleasure to answer, by my version.

So, I don't take picture to please other. When I take picture, I never think that this is great, I want the other see it and like it on my instagram. When I take picture, I don't think of others.
I just think about and see my objects.

I just feel my object.

For me, the act of taking pictures is not about taking a picture and just share it. When I take picture, I take that moment, take my feeling into that picture.

But, your camera is what help you to take picture. Jadi, kira-kiralah. Kalau sekiranya cuma punya pocket kamera dan berharap bisa fotoin bulan yang lagi full moon, ya nggak bisa. Harus kira-kira aja kemampuan kameramu juga. I don't always hope the result of my photos good, karena aku tau kamera yang kupakai memang nggak bagus-bagus amat.

Menangkap cahayanya kurang lah, speed nya kurang lah, ya, I know it so I just make photos as the best as myself and my camera could do.

Nah, that's where the editing skills take the lead.

A photo posted by Safira Nys (@safiranys) on

You can even make other's photos look like yours. Karena gini ya, menurut saya the whole process of taking pictures and make it good is one's identity. Setiap orang itu punya pandangan yang berbeda, kalau mereka disuruh memotret satu objek yang sama pun pasti ada bedanya.

I believe that what people does is reflecting their soul.

So, kalau kamu mengedit foto yang diambil oleh orang lain, bisa jadi yang kamu edit itu bukan yang orang lain inginkan, bukan seperti yang orang tersebut harapkan. But you both realized that it turns out good. It called collaboration. Meskipun cuma sebatas edit foto, that it is.

So, if you ask me how to take good picture is just: put your whole heart and soul and memories into it, in the process of taking it, editing it, and sharing it.

Someone told me that photo is not a memory. It's just a thing that help us to see and remember that memory.
And now I know, that's why you need to put your whole heart into it.

You can remember a good memory as you make it so.

P.S: I think I seriously need a better camera for my own sake. Lol, wish me get the best one :p

6 komentar:

  1. Paling suka poto terakhir. Adem ngelihatnya. Apa gara2 orangnya membelakangi kamera, aku gak tau. Pokoknya adem aja.

    Pake camdig aja hasilnya kaya gitu ya. Emang skill sih. Aku pake xamdig gak pernah sekeren itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Foto terakhir mah apalagi, pake hapeku doang :))
      Aslinya fotonya kurang bagus, tapi emang skill editing dong wuzzz hahaha

      Hapus
  2. Di bali emang bagus-bagus iya pemandangannya apalagi foto yang terakhir terlihat dari atas hijau banget pemanangan yang dilihatnya. :)

    BalasHapus
  3. aduh kameranya kenapa tuh mbak..??? kalo aku seringnya cuma pake kamera hp aja, lebih praktis bawanya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pecah kaca dalemnya :')
      Kamera hapeku kebetulan kurang bagus nangkep cahayanya, jadi seadanya banget haha xD

      Hapus

Aku jarang balas komentar di sini, kalau mau jawaban yang fast response boleh DM ke Instagramku (atau twitter) di @safiranys ya!

COPYRIGHT © 2017 · SAFIRA NYS | THEME BY RUMAH ES