Rabu, 10 Oktober 2012

Hmmm..

It've been long time.. semenjak fira udah ganulis.. Fira sebenernya pengen banget nulis, tapi gatau kenapa sekarang malah gaada apa-ap...

Rabu, 29 Agustus 2012

Here..

Sekali lagi, matahari itu menampakkan kesempurnaannya. Mungkin, keberadaanmu layaknya matahari, yang tanpa lelah membagi kehangatannya pa...

Somewhat Happened to My Life ~

@ my birthday, fail :p @ my birthday, 14th august :) .... Place where I have to refresh my mind Birthday gifts! Thanks a...

Nowaday ~

Well.. Good morning, 10.27am in Indonesia, and Good Evening, Good Afternoon for all world friends. Looooooong time, this blog never been up...

Sabtu, 11 Agustus 2012

Engkaulah Bintang Itu - Alwin Muhammad Reza

Ketika malam datang mengelam menghempas segala cahaya kehidupan, ia datang tuk menerangi di dalam kelam. Ya sahabat, jika kita lihat mala...

Senin, 28 Mei 2012

KONPIDA JABAR 2012

Nah, sekarang fira mau tobat bentar, gaakan ccurcol ato bikin serial Bintang dan Matahari yang lebaynya selangit (kata temen-temen). Sekara...

Minggu, 27 Mei 2012

Bintang dan Matahari - Multitalent


“Bintang, di mata kamu aku sebenernya kaya apa?” Hari bertanya, namun matanya menatap lurus ke arah langit malam. Angin bertiup pelan, lembut. Aku menyandarkan diri di bangku taman yang sedang kami duduki. Lampu yang ada di sisi kiri bangku kami berpendar lemah. “Buat aku Har, do’a orangtua kamu bener-bener terkabul. Kamu bener-bener layaknya matahari, Har. Pergerakannya semu, tapi kehadirannya sangat berarti dan sangat dibutuhkan.” Hari menoleh, menatapku. Aku balik menatapnya. “Cie banget kamu, diajarin siapa bisa bikin kata-kata kaya gitu?” Tanyanya lagi. “Diajarin kamu. Karena kamulah cinta.” Jawabku. Hari tersenyum salah tingkah. Aku hanya menyeringai lebar. “Dasar kamu. Beneran deh, lama-lama aku bisa ngebukuin kata-kata kamu, saking banyaknya.” Aku tersenyum, cerah.

“Nah kan aku udah jawab. Sekarang aku mau gantian nanya sama kamu. Aku di mata kamu kaya apa Har?” Tanyaku. Hari kembali menerawang, menatap jutaan bintang yang bertabur beraturan di atas sana. “Aku gabisa jawab seromantis kamu, Ta.” Ujarnya lemah. Aku hanya tersenyum. “Aku ga menuntut keromantisan, Hari. Aku cuman pengen tau aku di mata kamu kaya apa. Aku cuman mau jawaban kamu yang sejujur-jujurnya.” Ia mendengus. “Kamu mungkin lebih dari jutaan bintang ini, Ta. Kamu itu cengeng, ego, tapi multitalent. Orang dengan kepribadian paling kompleks yang pernah aku kenal.” Jawabnya. Aku tertawa kecil. “Multitalent? Aku bahkan gabisa masak, hari..” Balasku dingin. Kini ia terkekeh kecil.

“Aku rasanya lagi pengen ngebahas tentang multitalent yang tadi kamu bilang, Har. Yah, kata kamu, aku emang multitalent bidang apa?” Aku memecah keheningan, setelah sekian lama kami hanya saling diam dan menatap langit. Hari memainkan ujung syal birunya. “Hmm.. yah serbabisa aja gitu.. Nyanyi kan kamu bagus.. nulis apalagi.. gagambaran dikit juga lumayanlah.. Basket oke kok. Kamu baru masuk setengah taun tapi kelihatannya menonjol aja dari yang lain.. Apalagi ya? Apalagi wajah kamu keliatannya bijaksana sama dewasa banget..” “Iya tapi padahal aku cengen sama manja banget kan?” Potongku. Ia tertawa lagi. “Nah iya. Kamu tuh penuh kejutan. Coba aku mau tau. Aku pernah denger, kata orang kamu bisa nge dance, emang iya?” Tanyanya. “Yaa dikit dikit deh.” Jawabku seadanya. Hari bertepuk tangan.
COPYRIGHT © 2017 · SAFIRA NYS | THEME BY RUMAH ES