Rabu, 11 Maret 2015

Little Things in Life

Well, seorang teman di kelas protes. 'Kali-kali nulisnya tentang pelajaran kek, Fir.' But yea, I don't have any intention to do so. I tell you that I hate school..
But I don't hate learning.
But I hate math and everything which has numbers inside.

It's too complicated, by the way.

Tapi hari ini ada sesuatu yang bikin saya mau nulis. Di mata kuliah Perkembangan Peserta Didik tadi, salah satu teman ada yang bertanya. Sebenernya saya mau jawab tapi lagi males aja.. Heu.
That's why I write it here.



Dia bertanya, 'Gimana caranya mengetahui bakat anak dari usia dini?'

Sebelumnya perlu diketahui, menurut saya bakat dan passion itu adalah dua hal yang berbeda. Bakat adalah sesuatu yang dimiliki seseorang secara alamiah sebagai kemampuan unggulnya, sedangkan passion adalah sesuatu yang dimiliki seseorang, yang terus ingin ia jalani, meskipun ia sebelumnya tidak unggul di bidang tersebut.

Dari gelagat teman yang bertanya, kayaknya dia ingin tahu bakat anak yang juga mencakup passion biar si 'anak' ini ketika udah gede, nggak ngerasa salah pilih jalan. Itu berdasarkan kesotoyan saya aja, sih. Hohoho.

Di sini saya mau sedikit bercerita. Saya dari kecil, suka banget melakukan segala hal. Pengaruh terlahir dengan peran 'anak bungsu dari empat kakak laki-laki', saya suka jalan-jalan. Ke sungai, manjat pohon, main bola, bulutangkis, dan sebagainya. Tapi saya juga punya keinginan sendiri (tapi juga dipengaruhi teman sekelas) yaitu menulis, membaca, dan bernyanyi.

Percaya atau tidak, waktu SD saya sering ganti-ganti ekstrakulikuler. Saya pernah masuk ke Ekskul Bulutangkis, ekskul musik, ekskul senam/dance, ekskul karya tulis inggris, ekskul drama.. Saya pernah coba semua. Coba karena hanya penasaran. Tapi di sela-sela waktu saya, saya senang menulis dan membaca. Jangankan ibu saya, saya aja sekarang jadi berpikir. Sebenernya dari dulu bakat saya tuh apa, segala dicoba tapi perasaan ya standar. Nggak ada yang jago-jago amat.

Saya bisa dibilang pandai bermain bulu tangkis, tapi ya nggak sampai olimpiade. Dance? Masih bisa, apalagi kalau lebih sering pemanasan. Nyanyi? Waktu SMA saya ikut paduan suara. Ya dibilang bagus-bagus banget enggak, jelek juga nggak. Bahasa Inggris? Sekarang kuliah Bahasa Inggris, dibilang jago sampe IP 4 nggak, bodo juga ngga. Drama? Saya bisa akting (ya buat kebutuhan sehari-hari aja, bohong gitu AHUEHUE) tapi ya nggak sampai ikut casting juga.

Nulis? Ya begini-begini aja masih jadi blogger yang kalau pageview-nya seratus sehari aja udah bahagia.

So here I tell you: ada orang yang memang bakatnya nggak menonjol satu pun, tapi rata di semua. Nggak bagus-bagus amat, nggak jelek-jelek amat.

Tapi jangan lupakan, ada passion.

Saya, kalau dipikir-pikir dari dulu itu senengnya bongkarin lemari. Kalau nemu baju yang lucu, suka pengen coba ditambah-tambahin sendiri, atau diotak-atik sendiri. (Ada bukti otentiknya tapi... Sudahlah, hehe). Saya dari dulu suka mikirin besok mau pake baju apa. Yang mana baju favorit saya.

Tapi, dari dulu saya nggak pernah perhatikan penampilan kalau keluarnya ke tempat biasa aja, sama orang yang ketemu tiap hari.

Waktu SMA, saya dikenal cuek banget masalah penampilan. Ya gimana enggak, wong 24x7 jam saya sama semua temen bareng, di kelas, kamar, jajan, ke mall dll, ya buat apa pake baju rapi rapi? Mall juga cuma jarak angkot Rp1.500. Hoho.

SMP juga sama, ya karena saya tinggalnya di sekolah asrama.

Masuk kuliah, semester 1 saya masih cuek-cuek aja, meskipun kalau weekend suka bongkarin lemari orangtua, mix and match tapi nggak pernah dipakai keluar. Buat kesenangan sendiri aja, gitu.
(Ya, saya baru sadar dari SD sampai SMA, kalau lagi bosen di rumah, kerjaannya pasti bongkar lemari. Ya baru sadar banget...)

Sampai suatu hari saya liat Quote:
 'Don't wait for the perfect moment. Take a moment and make it perfect.' 

Saya langsung tersentuh bacanya. Iya juga sih, kalau nunggu momen terus buat pakai baju yang bagus, bisa-bisa cuma dua kali dalam setahun. Lagian saya senang dan ini nggak merugikan orang lain, kenapa nggak saya tekuni aja?

So, yea. Sebenarnya buat tau apa yang ingin kita lakukan nanti, nggak perlu jauh-jauh mencari. Cukup perhatikan aja. Apa sih hal kecil yang selalu kamu pikirkan tiap waktu, yang kamu perhatikan pada diri kamu dan orang lain, yang bisa membuat kamu susah tidur?

Kalau mau tau dari anak kecil, ya pancinglah anak tersebut buat aktif bicara, biar kita tahu apa yang dia inginkan. Jangan kayak saya yang sadar aja baru sekarang, sadar sendirian dan dukungan kuat cuma dari diri sendiri, hoho.

Saya tau itu lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Tapi kalau nggak dicoba juga, nggak akan tau kan?

4 komentar:

  1. kalo ngomongin passion coba cek selphie usagi deh hehe. keren aja waktu itu pernah cerita dari masih empat tahun udah suka baju udah suka gambar. enak ya kalo tau passion :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Evita Nuh juga, kan :')
      Kadang iri sama orang yang punya kemampuan buat sadar duluan :')

      Hapus
  2. Aku termasuk orang yang telat menyadari passion :'( di situ sedih

    BalasHapus

Aku jarang balas komentar di sini, kalau mau jawaban yang fast response boleh DM ke Instagramku (atau twitter) di @safiranys ya!

COPYRIGHT © 2017 · SAFIRA NYS | THEME BY RUMAH ES