Minggu, 26 Juni 2016

#1Day1Ayat: Awkward

Baca punya Aul:

Seperti kebanyakan post lain di series ini, aku.. curhat. That's the point kan, menyambungkan ayat sama kejadian nyata di dunia. Yang pernah aku atau orang lain alami yang aku tahu. Dan kalau ayat ini, aku lebih pengen refleksi diri sendiri aja.

Artinya: "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh..."
Aku pernah bilang bahwa aku orang yang nggak tahu tentang diriku sendiri. Dan emang iya, aku bahkan sampe sekarang ngga ngerti sifatku. Kalau ketemu orang yang baru yang nggak gitu kukenal; mau di kelas, di angkot, di bus, bahkan tetangga sendiri yang jarang ngobrol.. Aku ngga bisa prediksi apa yang akan aku lakukan. Di satu hari, aku bisa senyum dan nyapa semua orang. Di hari lain, bahkan aku nggak mau dilihat. Gara-gara mood? Mungkin. Tapi aku rasa, nggak juga. Cuma masalah keberanian.

Dan seringkali, aku nggak berani. Serius, approaching someone via text, internet, apapun yang nggak melibatkan pertemuan face-to-face itu lebih mudah buatku. Daripada harus ketemu orang baru di dunia nyata. (This explains things, right?)

I'm officially the most awkward person in the neighborhood and faculty.

Itu baru permulaannya aja. Waktu aku coba buat ngobrol beberapa satu temen kelas dan ternyata gak nyambung, aku jadi ngerasa bahwa aku nggak layak buat mereka, dan mereka nggak layak buatku. Kita beda persepsi, kita beda dunia. Nggak ada yang ngerti kalo aku bahas tentang artikel yang rame di-retweet para selebtwit, nggak ada yang nonton seriesnya DC, nggak ada yang suka nonton YouTube.. Mereka tiap hari ngomongin sinetron yang aku nggak ngerti.

Hanya karena aku dapet banyak hal dari internet; materi ataupun bukan, aku ngerasa bahwa aku lebih baik dari mereka. Dan aku mulai menyendiri, menghindari mereka. And now I know I was wrong.

Again, daripada fokus sama perbedaan dan masalah, kenapa nggak alihkan aja fokusnya buat cari jalan keluar? Dan kali ini, jalan keluar itu nggak aku cari. Dia datang sendiri. Berbentuk lipstik (dan basic beauty things). Yes, why didn't I realize it earlier? Kita sama-sama cewek yang punya interest sama hal dandan-dandanan. Of course we are, tell me which girl doesn't?


But do you know why exactly we shouldn't be so arrogant to each other?

Dude, I've been there. Dan rasanya nggak enak. Manusia itu makhluk hidup yang membutuhkan satu sama lain, apalagi kalau ada di dalam satu circle yang deket. Satu kelas, misalnya. Dan kalau kamu menyimpan rasa sombong itu, perasaan kamu bakalan serbasalah ketika harus berurusan sama orang yang kamu palingkan muka darinya. Gimana kalau satu kelompok? Gimana kalau dikasih tugas bareng? I guarantee you don't want to feel it. So don't be.

Ada pesan nih dari bebebku tercinta:

2 komentar:

  1. I know rasanya itu nggak enak banget Fir. Aku hidup kayak gitu selama 2 tahun pas kuliah broadcast dan beraaat banget. Soalnya kita selalu kerja tim dan nggak bisa milih mau kelompokan ama siapa.

    ANd now I'm going to go college again. Hope can start the brand new day. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk ah benahi diri daripada memberatkan ke diri sendiri x))

      Hapus

Aku jarang balas komentar di sini, kalau mau jawaban yang fast response boleh DM ke Instagramku (atau twitter) di @safiranys ya!

COPYRIGHT © 2017 · SAFIRA NYS | THEME BY RUMAH ES