Selasa, 28 Juni 2016

#1Day1Ayat: Makanan Tradisional?

Beberapa hari lalu, majalan Gogirl! langganan bulan Juli udah sampe duluan. Padahal bulan Juni aja masih on progress, belom 100%. Mungkin menghindari tersendatnya pengiriman karena Idul Fitri, ya. Satu hal yang bikin sedih, it comes with an envelope yang memberitahukan kalau masa langgananku udah abis. Galau, antara kepengen langganan lagi atau beli buku yang beneran bagus atau travelling. 

Tapi karena majalah langganan terakhirku ini datang dengan issue Food and Travel.. Mungkin opsi terakhir adalah yang paling aku butuhkan. Therefore, need some travel partner nih. Nanti awal bulan aku umumkan, ya.

Di majalah Gogirl! ada sesuatu yang sangat-sangat kusuka dan selalu ada setiap bulan: Blogger Columnist by Evita Nuh alias Chacha. I adore her so so much.


Muda, punya bisnis sendiri, pemikirannya dewasa. Coba deh kalau lagi senggang, baca answers-nya Chacha di ask.fm. Super-humble, and a shy person. Dan.. baca di edisi ini.. Chacha bisa masak. Aku udah tau sih dari beberapa clue di ask.fm-nya kalau Chacha emang bisa masak. And what surprises me the most, datangnya dari blogger columnist edisi Food and Travel ini.

Chacha bisa (dan senang) masak makanan tradisional. Even her uncle said that her Rendang is the tastiest, he compared with the most famous Nasi Padang waroong in our country. Dan chacha bilang, dia nggak pakai bumbu instan. Dia senang sekali meracik bumbu-bumbu dari rempah di Indonesia. 

Dia nggak sungkan bahkan untuk nanya resep makanan Indonesia ke orang yang lebih tua di keluarganya. Kalau keluarganya udah terlampau tua dan sulit buat mendeskripsikan resep, Chacha dengan senang hati melihat beliau memasak. Setelah itu, Chacha nulis resepnya sendiri. 

Artinya: "Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapalah mereka tidak bersyukur?"
Baca punya Aul:

Chacha bilang, bahwa masak adalah basic surviving skill. Semua orang harus bisa memasak buat bertahan hidup. Karena, nggak ada yang menjamin toh kamu bisa terus-terusan delivery atau makan di kafe/resto? Afterall, makanan rumahan buatan tangan sendiri adalah makanan yang selalu dirindukan.

Ada kesamaan antara pemahamannya Chacha dan ayat ini.

Di ayat ini, yang Maha Esa berfirman bahwa tangan manusia harus terlatih. Buat bisa memberi makan, setidaknya untuk diri sendiri. Yang Maha Kuasa udah menyediakan berbagai bahan makanan yang tumbuh subur di berbagai negeri. Kalau di daerah arab banyaknya Kurma dan Anggur, Indonesia punya lebih banyak kekayaan. Rempah-rempah, yang diperebutkan orang di seluruh dunia sampai pake acara jajah-jajahan segala. Rempah-rempah itu udah kayak resep rahasia-nya setiap masakan, yang harus dijaga sampe mati. Ngga bisa dituker dengan apapun, nggak dengan bumbu instan juga. Karena, nggak ada yang deny bahwa makanan dengan rempah-rempah itu ga enak.

Nggak ada yang deny kalau Rendang yang punya segudang bumbu dan rempah itu enak. 


Chacha yang bisa bikin Rendang bilang kalau kita ini warga negara yang mudah marah kalau budayanya diklaim oleh negara lain. Tapi, apakah kamu udah menunjukkan usaha yang kuat buat melestarikan budaya tersebut?

Contohlah Chacha, yang sampai berkelana ke keluarga jauhnya. Berbicara dengan para tetua, memperhatikan mereka meracik surga dunia-nya Indonesia. Nggak ada yang bisa melestarikan budaya Indonesia kalau anak muda-nya ngerasa anti sama makanan tradisional sendiri. Padahal, yang menarik dari sebuah negara itu adalah budayanya.

*brb ke Padalarang dan Ciamis cari resep rahasia*

Yang Maha Esa udah memberikan kita banyak privilege dengan suburnya tanah Indonesia, berbagai pohon yang berbuah sampai umbi yang berasa tumbuh di sini. Menghasilkan. Kalau kita menyia-nyiakan hadiah yang udah diberi Yang Maha Pengasih, tandanya kita nggak bersyukur. *Istigfar*

Serius, setelah ini aku pun jadi pengen belajar masak masakan tradisional meskipun masaknya butuh banyak waktu dibanding masak makanan luar. Ya, whatever it takes lah. Yang penting masih bisa bersyukur kepada Yang Maha Kuasa dengan melestarikan makanan tradisional Indonesia~


2 komentar:

  1. Uti fira pake macbook? *salfok* :")

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aullll salah fokus wae :')
      Ngga ih aku mah pake yg ada aja. Kalo ada yang épel ya pake, yang asus ya pake, yang toshiba ya pake. Huehehehe

      Hapus

Aku jarang balas komentar di sini, kalau mau jawaban yang fast response boleh DM ke Instagramku (atau twitter) di @safiranys ya!

COPYRIGHT © 2017 · SAFIRA NYS | THEME BY RUMAH ES